A. Pentingnya Manajemen Kelas
Kelas merupakan tempat belajar bagi siswa dan
tempat mereka bertumbuh dan dan berkembang baik secara fisik, intelektual,
maupun emosional. Oleh karena itu, kelas harus dikelola sedemikian rupa
sehingga benar-benar merupakan tempat belajar yang menyenangkan, di mana
komponen-komponen pengajaran yakni murid dan guru terlibat aktif dalam proses
pembelajaran yang akan menciptakan suatu proses interaksi yang edukatif.
B. Pengertian Manajemen Kelas
Manajemen kelas adalah usaha sadar untuk
merencanakan, mengorganisasikan, mengaktualisasikan, serta melaksanakan
pengawasan atau supervisi terhadap program dan kegiatan yang ada di kelas
sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara sistematis, efektif,
dan efisien, sehingga segala potensi peserta didik mampu dioptimalkan.
C. Tujuan, Prinsip dan
Pendekatan Manajemen Kelas
Keberhasilan sebuah kegiatan dapat dilihat dari
hasil yang dicapainya. Dalam proses manajemen kelaskeberhasilannya dapat
dilihat dari tujuan apa yang ingin dicapainya, oleh karena itu guru harus
menetapkan tujuan apa yang hendak dicapai dengan kegiatan manajemen kelas yang
dilakukannya. Manajemen kelas pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Ketercapaian tujuan
manajemen kelas dapat dideteksi atau dilihat dari :
1. Anak-anak memberikan respon
yang setimpal terhadap perlakuan yang sopan dan penuh perhatian dari orang
dewasa. Artinya, bahwa perilaku yang diperlihatkan peserta didik seberapa
tinggi, seberapa baik dan seberapa besar terhadap pola perilaku yang
diperlihatkan guru kepadanya di dalam kelas.
2. Mereka akan bekerja dengan
rajin dan penuh konsentrasi dalam melakukan tugas-tugas yang sesuai dengan
kemampuannya. Perilaku yang diperlihatkan guru berupa kinerja dan pola perilaku
orang dewasa dalam nilai dan norma balikannya akan berupa peniruan dan
percontohan oleh peserta didik baik atau buruknya amat bergantung kepada
bagaimana perilaku itu diperankan.
Prinsip-prinsip
manajemen kelas yang dikembangkan oleh Djamarah (2006), terdiri dari:
1. Hangat dan Antusias. Guru yang hangat dan akrab pada peserta didik
selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil
dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2. Tantangan. Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau
bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah peserta didik untuk belajar
sehingga mengurangi potensi munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3. Bervariasi. Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru,
pola interaksi antara guru dan peserta didik akan mengurangi munculnya
gangguan, meningkatkan perhatian peserta didik.
4. Keluwesan. Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah
strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan peserta
didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.
5. Penekanan Hal yang Positif. Guru harus mampu menekankan pada hal-hal yang
positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negatif.
6. Penanaman Kedisiplinan. Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah
peserta didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri dan guru sendiri
hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tangggung jawab.
Terdapat berbagai
pendekatan dalam manajemen kelas. Berikut ini disajikan beberapa pendekatan
dalam manajemen kelas, antara lain :
1. Pendekatan Kekuasaan adalah suatu proses untuk mengontrol tingkah laku
peserta didik di dalam kelas.
2. Pendekatan Ancaman merupakan salah satu pendekatan untuk mengontrol
perilaku peserta didik di dalam kelas.
3. Pendekatan Kebebasan adalah suatu proses untuk membantu peserta didik
agar merasa memiliki kebebasan untuk mengerjakan sesuatu sesuai dengan apa yang
ia pahami dan ia inginkan.
4. Pendekatan Resep dilaksanakan dengan memberi satu daftar yang
dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh
guru dalam mereaksi semua masalah/ situasi yang terjadi di dalam kelas.
5. Pendekatan Pengajaran didasarkan atas suatu anggapan bahwa pengajaran
yang baik akan mampu mencegah munculnya masalah yang disebabkan oleh peserta
didik di dalam kelas.
6. Pendekatan Perubahan
Tingkah Laku diartikan sebagai
suatu proses untuk mengubah tingkah laku peserta didik di dalam kelas.
7. Pendekatan Sosio Emosional. Pendekatan ini akan tercapai secara optimal
apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas.
8. Pendekatan kerja Kelompok. Pendekatan ini memandang peran guru sebagai
pencipta terbentuknya kelompok belajar yang ada di kelas.
9. Pendekatan Elektis atau
Pluralistik yaitu pengelolaan
kelas dengan memanfaatkan berbagai macam pendekatan dalam rangka menciptakan
dan mempertahankan kondisi belajar yang efektif dan efisien.
10. Pendekatan Teknologi dan
Informasi. Pendekatan ini
berasumsi bahwa pembelajaran tidak cukup hanya dengan kegiatan ceramah dan
transfer pengetahuan semata, bahwa pembelajaran yang modern perlu memanfaatkan
penggunaan teknologi dan informasi di dalam
II. Kelas yang Kondusif bagi
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
A. Pengertian Kelas dan KBM
Menurut Ade Pidarta kelas adalah kelompok kerja
yang diorganisasi untuk tujuan tertentu yang dilengkapi tugas-tugas diarahkan
oleh guru. Sedangkan KBM adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan, memadukan secara sistematis dan
berkesinambungan kegiatan pendidikan didalam dan diluar lingkungan sekolah,
dalam menyediakan ragam pengalaman belajar.
B. Latar Belakang Siswa dan
Pengaruhnya terhadap Kondisi Kelas
Siswa dalam suatu kelas biasanya memiliki
kemampuan yang beragam : pandai, sedang dan kurang. Karenanya, guru perlu
mengatur kapan siswa bekerja perorangan , berpasangan, berkelompok atau
klasikal. Dengan adanya latar belakang siswa yang seperti itu, maka akan
mempengaruhi kondisi kelas. Misalnya ada seorang siswa yang lambat dalam
menerima materi yang dijelaskan oleh guru, dengan begitu guru harus ekstra
keras dalam mengulang materi yang sudah dijelaskan. Dengan adanya siswa yang
seperti itu maka akan mempengaruhi kondisi kelas dan kelas tidak menjadi
kondusif.
C. Hubungan Harmonis Guru –
Siswa dalam KBM
Hubungan guru dengan siswa/anak didik di dalam
proses belajar-mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun
baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang
dipergunakan, namun jika hubungan guru-siswa merupakan hubungan yang tidak
harmonis, maka dapat menciptakan suatu keluaran yang tidak diinginkan.
Dalam hubungan ini,salah satu cara adalah adanya
contact hours di dalam hubungan guru-siswa. Contact-hours atau jam-jam bertemu
antara guru-siswa, pada hakikatnya merupakan kegiatan di luar jam-jam presentasi di muka kelas
seperti biasanya.
D. Iklim Kelas Kondusif bagi
KBM
Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung
dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses
pembelajaran, sebaliknya iklim belajar yang kurang menyenangkan akan
menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan. Iklim belajar yang kondusif harus
ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangkan. Hubungan yang
harmonis antara peserta didik dengan guru dan di antara peserta didik itu
sendiri, serta penataan organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat , sesuai
dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik.
Lingkungan kondusif menurut E. Mulyasa (2004: 16)
dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut :
1. Memberikan pilihan bagi
peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran.
2. Memberikan pembelajaran
remidial bagi para peserta didik yang kurang berprestasi, atau berprestasi
rendah.
3. Mengembangkan organisasi
kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan potensi seluruh
peserta didik secara optimal.
4. Menciptakan suasana kerjasama
saling saling menghargai, baik antar peserta didik maupun antara guru dengan
peserta didik.
5. Melibatkan peserta didik
dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran.
6. Mengembangkan proses
pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama antara peserta didik dengan guru.
7. Mengembangkan sistem evaluasi
belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri (self
assessment).
BAB III : Strategi Guru dalam Penciptaan Manajemen
Kelas Efektif
Strategi guru dalam
menciptakan kelas yang kondusif dan efektif bagi berlangsungnya proses belajar
mengajar antara guru dengan peserta didik, maka seorang guru perlu
memperhatikan tindakan yang bersifat prevetif dan bersifat korektif, antara
lain :
·
Pencegahan (Prefentif) merupakan tindakan yang dilakukan sebelum munculnya
tingkah laku yang menyimpang, yang dapat menggangu kondisi berlangsungnya
proses pembelajaran yang optimal dan efektif. Beberapa tindakan pencegahan
menyangkut :
a. Pengingkatan kesadaran diri
sebagai pendidik
b. Peningkatan kesadaran sebagai
peserta didik
c. Ketulusan guru
d. Mengenal dan menemukan
manajemen alternatif
e. Menciptakan kontrak sosial
·
Korektif merupakan tindakan koreksi atas tingkah laku yang menyimpang dan
dan merusak proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Tindakan terbagi
menjadi dua, yaitu tindakan yang seharusnya segera diambil guru pada saat
terjadi gangguan (dimensi tindakan) serta tindakan penyembuhan (kuratif)
terhadap tingkah laku yang sudah terjadi. Kegiatan yang bersifat kuratif antara
lain :
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisis masalah
c. Menilai alternatif pemecahan
d. Mendapatkan umpan balik
DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul. 2005. Perencanaan
Pembelajaran (Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Priansa, Donni. 2014. Kinerja dan
Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi
Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar